ASUHAN NEONATUS DENGAN JEJAS PERSALINAN


Tugas individu Askeb Bayi
ASUHAN NEONATUS DENGAN JEJAS PERSALINAN
(Trauma pada Fleksus Brachialis)
                                                                   D 
I
S
U
S
U
N
Oleh : Adefira Allo
08 3145 106 116
D III Kebidanan
STIKES MEGA REZKY MAKASSAr
 2009
KATA PENGANTAR
            Segalah puji syukur saya panjatkan Kehadirat Allah SWT. Tuhan Seru Sekalian Alam. Kepada-Nya saya memohon dan kedap-Nya saya meminta pertolongan dan Alhamdulillah atas rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Trauma pada Fleksus Brachialis” tepat pada waktunya.
            Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan bayak terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Ibu Yusni, S.ST, selaku dosen mata kuliah Askeb Bayi yang telah membimbing dan menuntun saya dengan penuh kesabaran, ketabahan dan seikhlsan, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
                        Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, namun saya sudah berupaya sekuat tenaga dan kemanpuan untuk menampilkan yang terbaik. Maka dari itu kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan demi perbaikan pembuatan makalah selanjutnya.
                        Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya, AMIN……..!!!!!!!!!!
                                                                        Makassar,  Okteber 2009                                                                                                    Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR
DAFTAT ISI 
BAB I PENDAHULUAN                                                    
A.   Latar Belakang                                   
B.   Rumusan Masalah                
BAB II PEMBAHASAN                                          
A.   Pengertian                                           
B.   Trauma pada Fleksus Brachialis   Paralisis wajah dan
 cedera pleksus brachialis    
1.     Paralisis fleksus brachialis  
2.    Brachialis palsi
C.     Penyebab
D.   Pemeriksaan Penunjang     
BAB III PENUTUP                                                             
A.   Kesimpulan                                          
B.   Saran                                          
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
      Kelahiran seorang bayi merupakan saat yang membahagiakan orang tua, terutama bayi yang sehat. Bayi yang nantinya tumbuh menjadi anak dewasa melalui proses yang panjang, dengan tidak mengesampingkan factor lingkungan keluarga. Terpenuhinya kebutuhan dasar anak (asah-asih-asuh)oleh keluarga akan memberi lingkungan yang terbaik bagi anak, sehingga tumbuh kembang anak menjadi seoptimal mungkin. Tetapi tidak semua bayi lahir dalam keadaan sehat. Beberapa bayi lahir dengan gangguan pada masa prenatal, natal, pascanatal. Keadaan ini akan member pengaruh bagi tumbun kembang selanjutnya. Seperti mengalami salah satunya trauma pada fleksus brachialis dan masi banyak lagi gangguan yang tidak normal pada bayi.  
      Asuhan neonates dengan jejas ( trauma) persalinan sangat berpengaruh terhadap trauma pada kelahiran. Trauma lahir adalah trauma mekanis yang disebabkan karena persalinan/kelahiran. Pengertian yang lain tentang trauma lahir adalah trauma pada bayi yang diterima dalam atau  karenaproses kelahiran. Istilah trauma digunakan untuk menunjukkan trauma mekanik dan anoksik, baik yang dapat dihindarikan maupun yang dapat dihindarkan, yang didapat bayi pada masa persalinan dan kelahiran. Trauma dapat terjadi sebagai akibat keterampilan atau perhatian medic yang tidak  pantas atau tidak memadai sama
 sekali, atau dapat terjadi meskipun telah mendapat perawatan kebidanan yang terampil dan kompeten dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan tindakan atau sikap orang tua yang acuh tak acuh. 
      Insidensi trauma pada kelahiran diperkirakan sebesar 2-7 per 1000 kelahiran hidup. Walaupun insiden telah menurun pada tahun-tahun belakang ini, sebagian karena kemajuan di bidang teknikdan penilaian obstektrik, trauma lahir masi merupakan permasalahan pentiang, karena walaupun hanya trauma yang bersifat sementara sering tampak nyata oleh orang tua dan menimbulkan cemas serta keraguan yang memerlukan pembicaraan yang bersifat suportif dan informatif. Beberapa trauma pada awalnya dapat bersifat laten, tetapi akan menimbulkan penyakit atau akibat sisa yang berat. Trauma lahir merupakan salah satu factor penyebab utama kematian perinatal. Di Indonesia angka kematian perinatal 44 per 1000 kelahiran hidup dan 9,7% diantanya sebagai dari akibat dari trauma lahir.
      Pada saat persalina, perlukaan atau trauma persalinan kadang-kadang tidak dapat dihindarkan dan lebih sering ditemukan pada persalinan yang terganggu oleh beberapa sebab. Penangan persalinan secara sempurna dapat mengurangi frekuensi peristiwa trauma pada fleksus brachialis dan mengurangi juga jumlah kematian.


















B.   Rumusan Masalah

      Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai  berikut :
1.    Bagaimana peran bidan dalam penatalaksanaan tentang trauma pada fleksus brachialis ?
2.    Mengapa trauma pada fleksus brachialis terjadi pada bayi ?











BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian
      Fleksus brachialis adalah anyaman (latin : fleksus ) serat saraf yang berjalan dari tulang belakang C4-T1, kemudian melewati bagian leher dan ketiak, dan akhirnya keseluruh lengan ( atas dan bawah ). Serabut saraf akan didistribusikan kebeberapa bagian lengan. Jaringan saraf dibentuk oleh cervical yang bersambuangan dengan dada dan tulang belakang urat dan pengadaan di lengan dan bagian bahu.

B.   Trauma pada Fleksus Brachialis
      Proses kelahiran sangat dipengaruhi oleh kehamilan. Dalam  kehamilan yang tidak ada gangguan, diharapkan kelahiran bayi yang normal, di mana bayi dilahirkan cukup bulan, pengeluaran dengan tenaga ibu mengedan denga cara tidak dipaksakan dan kontaraksi kandung ramin tanpa mengalami akfiksi yang berat maupun trauma lahir seperti trauma pada fleksus brachialis
Macam-macam plesksus brachialis yaitu :
1.    Paralis wajah dan cedera pleksus brachialis
     Cedera pada wajah termasuk memar karena penggunaan forsep atau paralis wajah yang disebabkan oleh forsep maupun tekanan sakkrum ibu.
Tanda-tanda paralis wajah termasuk wajah asimetris. Salah satu mata mungkin tetap terbuka.
Tindakan kebidanan dapat meliputi konsultasi penggunaan pelindung mata ( eye patch) dan tetesan mata untuk lubrikasi. Paralis ini bersifat sementara.
     Cedera fleksus brachialis dapat terjadi saat prenatal atau selama proses kelahiran saat traksi digunakan di leher. Cedera tersebut dapat terjadi pada kelahiran persentasi bokong atau kelahiran yang diperberat distosia bahu. Bahu baru lahir yang mengalami cedera fleksus brachialis rewel dan merasa nyeri. Manifentasi cedera bergantung pada radiks saraf yang terkena dan derajat cedera. Radiks saraf dapat terkena adalah radiks



saraf servikal C5 dan C6( paralis Erb-Duchenne ), radiks C8 dan T1 ( paralis Klumpke ), arau keduanya.
     Tanda-tanda fisik paralisis Erb-Duchenne termasuk hilangnya pergerakan secara pada lengan yang terkena dengan aduksi pada bagian bawah lengan tersubut. Hal ini menyebabkan karakteristik tanda “tip pelayanan” (waiter's tip) yang ditandai denga totasi iternal bagian bawah lengan dengan jari dan pergelangan tangan fleksi. Refles menggenggam tidak terganggu, tetapi reflex moro lemah pada sisi yang terkena.
Pada paralisis Klumpke, refles genggam hilang dan tangan bayi dalam postur seperti mencakar.
     Cedera fleksus brachialis sering terjadi dan ditemukan pada hampir 1 dalam tersebut bIasanya terjadi setelah suatu persalinan yang sulit, namun kadangkala sesudah persalinan yang tampaknya mudah, bayi baru lahir dengan mengalami kelumpuhan. Paralisis Dukchenne atau Erb meliputi paralisis mulkulus deltoideus dan infraspinatus disamping lengan tanpak lemas dan tergantung disisi tubuh, dengan lengan bawah dalam keadaan ekstensi serta rotasi ke dalam. Fungsi jari-jari tangan biasanya tidak terganggu.
     Lesi ini terjadi akibat regangan atau robekan pada radiks superior pleksus brachialis yang mudah mengalami tegangan ekstrim akibat tarikan kepala ke lateral, sehingga denag tajam memfleksikan pleksus tersebut kea rah salah satu bahu. Mengingat traksi dengan arah ini sering dilakukan untuk melahirkan bahu pada presentasi verteks yang normal, paralisis Erb dapat tejadi pada persalinan yang tampak mudah. Karena itu, dalam melakukan ekstraksi kedua bahu bayi, kita harus berhati-hati agar tidak melakukan flaksi lateral leher yang berlebihan. Yang paling sering terjadi, pada kasus dengan persentasi kepala, janin yang menderita paralisis ini memiliki ukuran khas abnormal yang besar, yaitu denga berat 4000 gram atau lebih.
     Pada ekstraksi bokong, kita harus memberikan perhatian terutama untuk mencegah ekstensi kedua lengan lewat kepala. Lengan yang ektensi bukan saj memperlambat persalinan bokong namun juga meningkatkan resiko paralisis. Prognosis keadaan ini biasanya baik bial dilakukan fisioterapi segera dan tepat. Namun, demikian kadangkala terdapat kasus yag tidak berhasil diatasi denagn segalah tindakan dan lengan bayi mengalami paralisis permanen.
     Yang lebih jarang terjadi, trauma terbatas pada nervus bagian distal dari pleksus brachialis yang menimbulkan paralisis tangan atau paralisis Klumpke.
     Penatalaksanaan kebidanan meliputi rujukan untuk membebat yang terkena dekat dengan tubuh dan konsultasi dengan tim pediatric. Orang tua harus dianjurkan untuk sebisa mungkin menghindari menyentuh ekstremitas yang tekena selama minggu pertama karena adanya nyeri. Orang tua dapat diyakinkan bahwa pada mayoritas kasus, paralisis hilang dalam 3-6 bulan, dengan perbaikan awal dibuktikan dalam beberapa minggu. Terapi ini bermanfaat setelah pembengkakan pertama berkurang.
     Cedera pada radiks lebih tinggi, yaitu pada pleksus brachialis (C3-C5) dapat menyebabkan tanda gangguan pernapasan yang signifikan karena paralisis saraf frenikus dan gangguan diafragma. Bayi baru lahir yang mengalami tipe cedera saraf ini bernapas sangat dangkal dengan ekskursi pernapasan dan memerlukan dukungan pernapsan agresif saat lahir.  
 
2.    Paralisis fleksus brachialis
     Timbul akibat tarikan kuat pada leher bayi, misal pada distosia bahu atau persalinan sunsang.


Kelainan ini terdiri atas :
a.    Paralisis Duchenne – Erb yaitu mengenai lengan atas dipersarafi cabang-cabang C5-C6,lengan dalam dengan ektensidan aduksi dengan refleks biseps dan refleks Moro negatif atau dengan pengertian lain adalah kelumpuan bagian tubuh yang disarafi oleh cabang-cabang C5 dan C6 dari fleksus brachialis.disini terdapat kelemahan untuk fleksi, abduksi, serta  memutar keluar, disertai hilangnya refleks biseps dan Moro. Jadi bayi diangkat maka lengan yang lumpuh akan tergantung lemas.
b.    Paralisis Klumpke, yaitu mengenai lengan bawah yang depersarafi cdabang-cabang C8-T1,sangat jarang ditemukan atau dengan kata lain kelumpuhan bagian-bagian tubuh yang disarafi oleh cabang C8-T1 dari fleksus brachialis. Disini terdapat kelemahan otot-otot freksor pergelangan tangan, sehingga bayi kehilangan refkes mengepal.
Kelainan ini timbul akibat tarikan yang kuat didaerah leher pada saat lahirnya bayi, sehingga terjadi kerusakan pada fleksus brachialis. Hal ini ditemukan pada persalinan sunsang apabilah dilakukan traksiyang kuat dalam usaha melahirkan kepala bayi. Pada persalinan presentasi kepala, kelainan dapat terjadi pada janin pada bahu lebar.
Pengobatan ialah dengan imobilisasi lengan yang lumpuh dalam posisi lengan atas abduksi 90,siku fleksi 90disertai supinasi lengan bawah dan pergelangan tangan dalam ekstensi, selain 12 jam sehari, disertai massege dan latihan gerak. Atau penaggulangannya dengan jalan meletakkan lengan atas dalam posis abduksi 90 dan putaran keluar. Siku berada dalam fleksi 90 disertai supinasi lengan bawah dengan ektensi pergelangan dan telapak tangan menghadap kedepan. Penyembuhan biasanya setelah beberapa hari, kadang-kadang 3-6 bulan. Atau penyembuhan berpariasi antara 2 bulan sampai 2 tahun
3.    Brachialis palsi
a.    Pengertian
Kelumpuhan pada fleksus brachialis.
b.    Penyebab
1)    Tarikan lateral pada kepala dan leher pada waktu melahirkan bahu presentasi kepada
2)    Apabilah dengan entensi melewati kepala pada presentasi bokong atau terjadi tarikan yang berlebihan pada bahu
c.    Gejala
1)    Gangguan motorik lengan atas
2)    Lengan atas dalam kedudukan ekstansi dan abduksi
3)    Jika anak diangkat maka lengan akan lemas tergantung
4)    Refleks moro negatif
5)    Hiperekstensi dan fleksi pada jari-jari
6)    Refleks meraih dengan tangan tidak ada
7)    Paralisis dari lengan atas dan lengan bawah
“Gejala-gejala tersebut tergantung besar kecilnya kelumpuhan”
d.    Penatalaksanaan
1)    Immobilisasi parsial dan penempatan lengan yang sesuai untuk mencegah terjadinya kontraktur
2)    Beri penguat atau bidai selama 1-2 minggu pertama kehidupannya. Caranya : letakkan tamgan bayi yang lumpuh disamping kepalanya yaitu dengan memasang perban pada pergelangan tangan bayi kemudian dipanitikan dengan bantal atau seprei disamping kepalanya
3)    Rujuk segera kerumah sakit
C.   Penyebab
     Ada banyak penyebab kemungkinan lesi pleksus brachialis. Trauma adalah penyebabyang paling sering, selain itu juga konpresi local seperti pada tumor ideopatik, radiasi, post operasi dan cedera pada lahir.
D.   Pemeriksaan Penunjang
     Pemeriksaan radiografi
1.    Foto vetebra vertical untuk mengetahui apakah ada fraktur pada vertebra vertical
2.    Foto bahu untuk mengetahui apakah ada fraktur scapula, klavekula dan hemerus
Terapi okupasi terutama diperlukan untuk
Memelihara luas gerak sendi bahu, membuat ortesa yang tepat untuk membantu fungsi tangan, siku dan lengan, mengotrol edema deficit sensorik.       

BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
     Pengertian dari fleksus brachialis adalah serat saraf yang berjalan dari tulang belakang C5-T1 kemudian melewati bagian leher dan ketiak dan akhirnya keseluruh lengan (atas dan bawah).
     Trauma pada fleksus brachialis
1.    Paralisis wajah dan cedera pleksus brachialis
2.    Paralisis fleksus brachialis
3.    Brachialis palsi
B.   Saran
     Dalam menangani persalinan bidan harus memperhatikan persalinan tersebut dengan penuh hati-hati  agar dapat melakukan persalinan  dengan persalinan yang normal dan seorang bidanpun dapat menghindari sebagian dari persalinan yang abnormal seperti trauma ,pada pleksus brachialis.pada saat persalianan neonates. Oleh karena itu bidan juga sangat berperan dalam menangani trauma pada fleksus brachialis dengan cara merujuk kerumah sakit terdekat.

DAFTAR PUSTAKA

·         Hasan R., Alatas H., Ilmu Kesehatan Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI,        Jakarta, 1985 : 1069-1071.
·         Wiknjosastro H., Perlukaan persalinan, dalam Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1997 : 716-722.
·         Behrman R., Vaughan V., Trauma lahir, dalam Nelson- Ilmu Kesehatan Anak, Ed. XII, EGC, Jakarta, 1994 : 608-614.