Tugas Askeb V Komunitas
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
I

Oleh :
KELOMPOK 6
A.Dian fitrah Alpyanti
A.Yuli astuti A.Ramadhana
A.Yunita sari Asmiati
Adefira allo Asri siswanti
Desy Natalia
PROGRAM DIII KEBIDANAN
STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas” ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam tak lupa pula penulis kirimkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. yang telah membawa umatnya dari alam kegelapan menuju ke alam yang terang benderang seperti sekarang ini.
Pada kesempatan ini kami ingin menucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Syamsuriati S.ST, selaku Dosen Mata Kuliah AsKeb V Komunitas, yang telah dengan sabar dan tekun memberikan bimbingan, arahan dan dukungan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dan tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan seperti yang diharapkan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya konstruktif dari semua pembaca demi perbaikan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat membawa maghfirah bagi semua pembaca. Amin………….!!!!!!!!!!!!!!!!
Makassar, 23 Juli 2010
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………...1
A. Latar Belakang ………………….……………………………….. 1
B. Tujuan …………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………….. 3
A. Pengertian ………………………………………………….…….. 3
B. Tujuan asuhan kebidanan komunitas..………………………... 4
C. Tahapan manajemen asuhan kebidanan komunitas………… 5
D. Pendokomuntasian asuhan kebidanan komunitas…………...6
E. Manajemen asuhan kebidanan komunitas……………………..7
BAB III PENUTUP ……………………………………………….………..7
A. Kesimpulan …………………………………………………………7
B. Saran ……………………………………………………………….8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bidan komunitas adalah praktisi bidan yang berbasis komuniti yang harus dapat memberikan supervisi yang dibutuhkan oleh wanita, pelayanan berkualitas,nasehat atau saran pada masa kehamilan, persalinan, nifas dengan tangging jawabnya sendiri dan untuk memberikan pelayanan pada bayi baru lahir dan bayi secara konfrensif. Dalam hal ini fokus terhadap asuhan bayi baru lahir dan neonatus dikomunitas.
Komunitas atau masyarakat adalah suatu kesatauan hidup manusia yang meliputih suatu wilayah yang berintraksi menurut suatu adat istiadat serta terikat oleh suatu rasa identitas dalam suatu komunitas.
Kebidanan mencakup ilmu pengetahuan skill dan sikap yang dimiliki oleh seseorang bidan serta kegiatan yang dilakukan untuk kesejateraan ibi dan anak.
Asuhan kebidanan komunitas ill dan sikap yang dimiliki oleh seseorang bidan serta kegiatan yang dilakukan untuk kesejateraan ibi dan anak.
Asuhan kebidanan komunitas merupakan kemampuan untuk melaksanakan praktektuk melaksanakan praktek kebidanan komunitas secara konfrehensif dengan memperhatikan budaya setempat dalam tatanan dikomunitas melalui pendekatan manajemen kebidanan yang didasari oleh konsep pengetahuan keterampilan dan sikap profisional.
Sasarannya adalah :
· Individu
· Keluarga
· Kelompok
· masyarakat
B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
Ø Untuk mengetahui pengertian dari asuhan kebidan komunitas
Ø Untuk mengetahui tujuan dari asuhan kebidanan komunitas
Ø Untuk mengetahui tahapan dari manajemen asuhan kebidanan
Ø Untuk mengetahui contoh manajemen asuhan kebidanan komunitas
Ø Untuk mengetahui contoh pendokumentasian asuhan kebidanan komunitas
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Manajemen kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang di gunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan keterampilan dan rangkaian atau tahapan untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.
2. Asuhan kebidanan
Prosedur tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dalam lingkup prakteknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan dengan memperhatikan pengaruh-pengaruh social budaya, psikologis emosional, spiritual, fisik, etika dan kode etik serta hubungan interpersonal dan hak dalam mengambil keputusan dengan prinsip kemitraan dengan perempuan dan mengutamakan keamanan ibu, janin atau bayi dan penolong serta kepuasaan perempuan dan keluarga.
3. Asuhan kebidanan komunitas
Asuhan kebidanan komunitas adalah kemampuan untuk melaksanakan praktek kebidanan komunitas secara konfrehensif den gan memperhatikan budaya setempat yang dikemas dalam tatanan komunitas melalui pendekatan manajemen kebidanan yang didasari oleh konsep pengetahuan, keterampilan dan sikap professional.
B. Tujuan asuhan kebidanan komunitas
Tujuan Asuhan kebidanan komunitas terbagi atas 2 macam yaitu :
Ø Tujuan umum :meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal sehingga dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai kapasitas yang mereka miliki.
Ø Tujuan khusus
· Mengidentifikasi masalah
· Menetapkan masalah
· Merencanakan pemecahan masalah
· Menanggulangi masalah
· Menilai hasil pemecahan masalah
· Agar masyarakat berpartisipasi dalam pelayanan kesehatan
· Menanamkan prilaku hidup sehat
· Menolong fungsi PKM
· Tertanganinya kelompok resti
C. Tahapan dalam manajemen kebidanan
Tahapan manajemen kebidanan menurut varney adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini di kumpul semua informasi yang akurat dari semua yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara yaitu: anamnesa, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang.
Langkah ini merupakan langkah awal yang menentukan langkah berikutnya sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi akan mendukung proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya, sehingga dalam pendekatan ini harus yang komprehensif meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi atau masukan klien yang sebenarnya dan valid.
2. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah aktual.
Data dasar yang sudah di kumpul dan di interpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik, rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti mendiagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang di alami oleh wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian.
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkungan praktek kebidanan ,
3. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi langkah ini memutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan diharapkan bidan dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi. Langkah ini sangat penting dalam melakukan manajemen kebidanan yang aman.
Bidan di tuntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atual diagnosa potensial tidak terjadi.
4. Mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk di konsultasikan atau di tangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan beberapa data mungkin mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus segera untuk kepentingan untuk keselamatan ibu dan anak, situasi lainya bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi dan kaloborasi dengan dokter. Tindakan segera dapat di lakukan secara mandiri, kalaborasi atau rujukan.
5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini di rencanakan asuhan yang menyeluruh di tentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan pelakasanaan terhadap masalah atau diagnosa telah diidentifikasi atau di antisipasi untuk dapat memberikan tindakan yang tepat dan efektif, perlu direncanakan sesuai dengan kondisi klien baik saat itu maupun masalah potensial yang ditimbulkannya.
6. Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya, walaupun bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap untuk bertanggung jawab dalam mengarahkan pelaksanaan yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta peningkatan mutu dan asuhan klien.
7. Evaluasi
Evaluasi untuk menilai keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan dengan pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar telah terpenuhi. Rencana dianggap efektif jika benar efektif dalam pelaksanaannya.
D. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Pendokumentasian asuhan kebidanan adalah suatu sistem pencacatan dan pelaporan informasi tentang kondisi dan perkembangan kesehatan paisen dan semua kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan. (Bidan, Dokter, Perawat dan Petugas kesehatan lain).
Asuhan yang diberikan harus dicatat secara benar, jelas, singkat dan logis dalam suatu metode pendokumentasian. Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian yang dapat mengkomunikasikan kepada orang lain mengenai asuhan yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan pada seorang klien, yang didalamnya tersirat proses berfikir sistematis seorang bidan menghadapi seorang klien sesuai dengan langkah-langkah dalam proses manajemen kebidanan. Menurut Helen Varney alur berfikir bidan saat menghadapi klien, meliput: 7 langkah agar diketahui orang lain apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berfikir sistematis, maka didokumentasikan dalam bentuk SOAP, yaitu :
Subjektif (S)
· Menggambarkan pendokumentasian hanya mengumpulkan data klien melalui anamnesis.
· Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya dari pasien suami atau keluarga (identitas umum, keluhan, riwayat menarche, riwayat perkawinan, KB, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat psikososial dan pola hidup).
· Cacatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhan dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan tanda “O“ atau “X“ ini menandakan orang ini bisu. Data subjektif menguatkan diagnosa yang akan dibuat.
Objektif (O)
· Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, hasil lab dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assessment.
· Tanda dan gejala objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan (tanda keadaan umum, vital sign, fisik, khusus kebidanan pemeriksaan dalam laboratorium dan pemeriksaan penunjang, pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi).
· Data ini bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosa. Data fisiologi hasil observasi yang jujur, informasi kajian teknologi (hasil laboratorium, sinar X, rekaman CTG) dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam kategori ini apa yang diobservasi dari bidan akan menjadi komponen yang berarti diagnosa yang akan ditegakkan.
Assesment (A)
· Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan, karena keadaan pasien terus berubah dan selalu ada informasi baru baik subjektif maupun objektif dan sering diungkapkan secara terpisah-pisah maka proses pengkajian adalah suatu perubahan baru cepat diketahui dan dapat diikuti sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.
· Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identitas.
1. Diagnosa atau masalah
a. Diagnosa adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai kondisi klien : hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir berdasarkan hasil analisa data yang didapat.
b. Masalah segala sesuatu yang menyimpan sehingga kebutuhan klien terganggu,kemungkinan mengganggu kehamilan atau kesehatan tetapi tidak masuk dalam diagnosa.
c. Antisipasi masalah lain atau diagnosa potensial.
Planning (P)
· Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan assesment.
· SOAP untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi dimasukkan dalam “P”.
· Perencanaan
Membuat rencana tindakan saat itu atau yang datang. Untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien yang sebaik mungkin atau menjaga mempertahankan kesejahteraan. Proses ini termasuk kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas tertentu, tindakan yang diambil harus membantu pasien mencapai kemajuan dalam kesehatan dan harus sesuai dengan instruksi dokter.
· Implementasi
Pelaksanaan rencana tindakan untuk menghilangkan dan mengurangi masalah klien. Tindakan ini harus disetujui oleh klien kecuali bila tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan klien. Oleh karena itu, klien harus sebanyak mungkin menjadi bagian dari proses ini. Bila kondisi klien berubah, intervensi mungkin juga harus berubah atau disesuaikan.
· Evaluasi
Tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil merupakan hal penting untuk menilai keefektifan asuhan yang diberikan. Analisis dari hasil yang dicapai menjadi fokus ketepatan nilai tindakan. Jika kriteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi dapat menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan alternative sehingga mencapai tujuan.
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA
TN ”M” GESTASI 34 MINGGU 4 HARI DI DUSUN PATE’NE
DESA TEMMAPADUA’E KEC. MARUSU KAB.MAROS
TANGGAL 17 APRIL S/D 2 MEI 2009
1. Pengkajian keluarga
A. Identitas keluarga
Nama : Tn.M.Nasir salam
Umur : 41 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : 500.000
Perkawinan : pertama
Agama : Islam
Suku / bangsa : Bugis / Indonesia
Alamat : Dusun patte’ne desa temmapaduae.
B. Daftar anggota keluarga
Nama | Umur L - P | Agama | Hubungan keluarga | Pendidikan | Pekerjaan | Keterangan |
Ny.hudayani | 32 | Islam | Istri | SMA | IRT | |
Rahmawati | 13 | Islam | Anak | SMP | - | - |
Nur atira | 7 | Islam | Anak | SD | - | - |
Rahmi | 2 | Islam | Anak | - | - | |
Genogram
![]() | ![]() | ||||
![]() |





Keterangan :
![]() |

= Perempuan

2. Sifat keluarga
- Tipe keluarga merupakan keluarga inti
- Pengambil keputusan dalam keluarga adalah musyawarah dengan istri sebelum pengambilan keputusan
- Hubungan antar keluarga cukup baik
- Cara mebgatasi masalah bila ada perselisihan adalah musyawarah dan mencari solusinya
3. Kebiasaan sehari- hari
- Pola makan
Kebiasaan makan keluarga sehari- hari cukup baik, dengan makanan pokok berupa nasi serta komposisi makanannya meliputi nasi, sayur, dan kadang- kadang tersedia buah seperti mangga, pepaya.
- Kebiasaan tidur / Istirahat
Malam hari tidur 21.00-22.00 dan pagi bangun jam 05.00-06.30 wita dan tidur siang tidak teratur karena pekerjaan
- Kebiasaan rekreasi
Rekreasi keluarga jarang dan hampir pernah dilakukan waktu keluarga biasanya digunakan atau dimanfaatkan untuk menonton TV bersama
- Pekerjaan sehari- hari
Tn”M” bekerja sebagai pegawai swasta melaksanakan pekerjaan rumah tangga sambil mengurus anak
- Kebersihan diri
Kebersihan diri anggota keluarga cukup baik , mandi 2x sehari dengan memakai sabun mandi dan menggosok gigi setelah makan dengan pasta gigi, ibu mengganti pakaian dalam bila basah dan kotor.
4. Faktor sosial ekonomi dan budaya
a. Penghasilan dan pengeluaran
- Pekerjaan kepala keluarga adalah swasta
- Penghasilan biasanya dia dapatkan Rp.500.000/ bulan
- Pemenuhan kebutuhan keluarga cukup baik untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari
- Penentu dalam anggota keluarga adalah bapak seedangkan ibu mengatur keperluaan rumah tangga dan belanja keluarga sehari- hari.
b. Suku dan agama
- Bapak ibu berasal dari makassar
- Bapak ibu cukup taat melaksanakan ajaran agama islam yang dianutnya.
c. Peranan anggota keluarga
- Ayah / suami sebagai pencari nafkah
- Ibu mengatur urusan rumah tangga dan mengurus anak.
- Anak I Berumur 13 thn dan sudah sekolh di SMP
- Anak II Berumur 2 bulan dan meninggal
- Anak III berumur 7 tahun dan sudah sekolh di SD
d. Hubungn keluarga dengn mayarakat
Hubungan keluarga dengn anggota masyarakat cukup baik dengan kegiatan kemasyarakatan yang diadakan misalnnya : gotong royong / kerja bakti.
5. Faktor lingkungan
a. Rumah



|


![]() | |||
![]() | |||
|
TIDUR
![]() | |||||
![]() | ![]() | ||||
KAMAR
TIDUR RUANG NONTON
![]() | ![]() |
RUANG TAMU
![]() | ![]() |


- Ventilasi rumah cukup sehingga pertukaran udara keluar masuk cukup
- Ruangan dalam rumah cukup mendapat cahaya sinar matahari
- Pengaturan dan kebersihan parabot rumah cukup baik
- Pekarangan rumah dimanfaatkan untuk usaha bengkel
- Keluarga mempunyai kamar mandi sendiri.
b. Sumber air bersih
Sumber air bersih keluarga berasal dari sumur gali, keadaan air bersih dan jernih dan tidak berbau dan tidak berwarna.
c. Tempat pembuangan
- tinja keluarga dibuang di WC cukup bersih dan tidak berbau
- Sampah- sampah dikumpulkan dan dibakar
- Pembuangan air limbah disaluran iar limbah yang terbuka atau selokan
d. Fasilitas hiburan
Keluarga memiliki TV 14 inchi sebagai saliran hiburan dan sumber informasi keluarga
e. Fasilitas sosial dan kesehatan yang ada
Lingkungan sosial keluarga yang ramah dan tidak tersedia fasilitas sosial yang tidak begitu jauh dari rumah misalnya: mesjid,tranportasi yang lancar dan lain-lain.demikian pula dengan fasilitas kesehatan terdapat posyandu i km dari tempat tinggal.
6. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan keluarga sekarang
a. Tn.”M”
- Kondisi kesehatan dalam keadaan sehat dan tidak ada keluhan.
b. Ny.”H”
- Ibu adalah ibu rumah tangga dan hamil yang ke-4 kalinyan dengna umur kehamilan 34 minggu 4 hari. Ibu mengeluh kadang-kadang cepat lelah/capek.
2. Tinjauan ANC
- Ibu hamil yang ke-4 kalinya dengna umur kehamilan 34 minggu 4 hari.
- Ibu mengatakan belum pernah memeriksakan kehamilannya.
3. Imunisasi
- Ibu belum pernah mendapatkan imunisasi TT.
4. Keluarga berencana
- Ibu belum pernah menjadi akseptor K, tetapi Ibu dan suami sudah berencana untuk ber-KB setelah melahirkan.
5. Keadaan gizi keluarga
- Pertumbuhan fisik anak-anak 1, 2, dan 3 Tn.”M” cukup, secara sepintas anak-anak tampak sehat. Demikian pula dengna Ibu.
6. Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu
GIV PIII AO
Penolong | Tahun | Aterm/Prematur | Jenis Persalinan | Nifas | Anak | ||
Sex | BB | Keadaan | |||||
Bidan | 1996 | Aterm | Normal/Spontan | | ! | 3000 | Baik |
Bidan | 2000 | Aterm | Spontan | | ! | 2800 | Meninggal |
Bidan | 2002 | Aterm | Normal/Spontan | | ! | 2800 | Baik |
7. Riwayat Penyakit Yang Lalu
- Tn.”M” dan keluarga tidak” dan keluarga tidak pernah mengalami penyakit yang serius.
E. Pemeriksaan Fisik
Sehubungan dengan riwayat kesehatan keluarga dilakukan pemeriksaan fisik anggota keluarga dengan hasil :
Bapak : TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/ menit
S : 36,50C
P : 20x/menit
BB : 56 Kg
TB : 155 Cm
Istri : Ku ibu baik
Kesadaran: Composmentis
TD : 110/70 mmHg
N : 84 x/ menit
S : 370C
P : 20x/menit
BB : 50 Kg
TB : 152Cm
Pemeriksaan fisik istri :
- Kepala
- Kulit kepala tampak bersih, rambut hitam dan lurus.
- Tidak ada benjolan pada kepala.
- Wajah
- Tidak ada oedema pada wajah
- Ekspresi wajah cemas
- Mata
- Konjungtiva merah muda
- Sklera tidak ikterus
- Hidung
- Tidak ada polip
- Mulut
- Bibir€ lembab, berwarna merah muda dan bersih
- Lidah bersih
- Gigi
- Gigi bersih
- Keadaan gigi bersih tidak ada caries..
- Leher
- Tidak ada pembengkakan.
- Tidak ada pembesaran vena jugularis
- Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid.
- Tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe.
- Payudara
- Simetris kiri dan kanan
- Puting susu menonjol
- Areola mammae hyperpigmentasi
- Belum ada colostrum pada saat areola dipencet.
- Tidak ada benjolan dan nyeri tekan.
- Abdomen
- Tampak striae livide dan lilea nigrae
- Ada bekas luka operasi
- Palpasi : Leopold I : 3Jrbpx, teraba bokong difundus
Leopold II : Pu-ka
Leopold III : Kepala
Leopold IV : BAP / Convergen
Auskultasi DJJ terdengar kuat pada kuadran bawah kanan perut ibu dengan frekuensi 140x / menit.
- Vulva, Perenium, portio
- Tidak ada varices dan oedema.
- Tidak tampak benjolan pada vagina dan vulva
- Tidak tampak jaringan parut pada perenium
- Tidak ada benjolan pada portio.
F. Pengkajian psikososial
- Status emosi
Tingkat emosional anggota keluarga cukup baik bila ada masalah umumnya dapat diselesaikan dengan baik
- Konsep dini
Bapak cenderung diam dan tidak banyak bicara dan ibu merasa banyak hal yang menimbulkan kecemasannya.
- Pola intraksi/komunikasai
Pola intraksi antara keluarga cukup baik dan bahasa yang digunakan sehari-hari adalh bahasa indonesia.
- Pola pertahanan keluarga
Bapak cukup disegani oleh anggota keluarga , permasalahan ataupun konflik yang terjadi dalam keluarga dibicarakan dan diselesaikan dengan baik.
G. Harapan keluarga terhadap bidan
Keluarga berharap bidan dapat membantu mengatasi masalah kesehatan keluarga dan bidan dapat membantu mengatasi masalh kesehatan.
A. Format analisa masalah data keluarga
No | Data | Masalah kebidanan |
1. | - Ibu mengatakan hamil yang ke-4 denagn umur kehamilan 34 minggu 4 hari - Ibubelum memeriksakan kehamilannya | - Kurangnya pengetahuan ibu tentang arti penting pemeriksaan kehamilan dan tanda- tanda bahaya dalam kehamilan. |
2. | - Ibu belum mendapatkan imunisasi TT | - Kurangnya pengetahuan ibu tentang imunisasi |
B. Rumusan masalah
1. Kurangnya Pengetahuan Tentang Imunisasi TT
No. | Kriteria | Perhitungan | Skor | Pembenaran |
1. | Sifat masalah | 2/2x1 | 1 | - Ancaman kesehatan bila ibu hamil tidak di imunisasi |
2. | Kemungkinan masalah untuk di ubah | 2 / 2 x 2 | 2 | - Masalah dengan mudah dapat diubah karena sarana dan prasarana kesehatan cukup |
3. | Potensi pencegahan | 1/3x 1 | 1/3 | - Kepekaan terhadap penykit tertentu dapat dicegah bila ibu hamil di TT . |
4. | Penonjolan masalah | 0/2 | 0 | - Keluarga tidak menyadari bahwa dengan imunisasi TT ibu hamil terhindar dari penyakit tetanus |
| Total score | | 3 1/3 | |
2. Kurangnya Pengetahuan Keluarga Tentang Pentingnya ANC
No. | Kriteria | Perhitungan | Skor | Pembenaran |
1. | Sifat masalah Ancaman kesehatn | 1/3X 1 | 1/3 | - Ibu kurang mengetahui tentang pentingnya pemeeriksaan ANC dalam kehamilan dan perluh diberikan informasi |
2. | Kemungkinan masalah untuk di ubah | 1 / 2 x 2 | 1 | - Keluarga kurang mengetahui pentingnya pemeriksaan ANC |
3. | Potensi pencegahan | 3/3x 1 | 1 | - Kurangnya pengetahuan tentang pemeriksaan kehamilan |
4. | Penonjolan masalah | 0/2 | 0 | - Dapat dicegah melalui informasi kesehatan |
| Total score | | 2 1/3 | |
Berdasarkan hasil masalah diatas maka urutan prioritas masalah kebidanan , kesehatan dan keperawatan keluarga Tn. ”M”Maka dapat disusun sebagai berikut :
1. Kurangnya pengetahuan tentang imunisasi
2. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemeeriksaan ANC.
C. Identitas Diagnosa Dan Masalah Actual
1. Kurangnya pengetahuan tentang imunisasi TT
Ds : - Ibu mengatakan hamil 8 bulan
- Ibu mengatakan umur anaknya yang terkecil 7 tahun
- Ibu mengatakan belum pernah memeriksakan kehamilannya
Do : - Tidak terdapat buku buku periksa
- Umur kehamilan ibu 34 minggu 4 hari
2. Kurangnya pengetahuan tentang ANC
Ds : - Ibu mengatakan umur kenamilan 34 minggu 4 hari
- Ibu belum pernah memriksakan kehamilannya.
Do : -
Analisa dan interpretasi data
Antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya. Diketahui bahwa janin dalam rahim dan ibunya merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi sehingga kesehatn ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatan yang pertumbuhan dan perkembangan janin, sehingga ibu hamil dianjurkan untuk melakuakn pengawasn antenatal sebanyak 4 x yaitu pada tiap trimester, sedangkan trimester terakhir sebanyak 2 x ( Manuaba, hal : 128-129 ).
D. Menentukan diagnosa dan masalah potensial

potensial
E. Menentukan tindakan segera dan kolaborasi

segera dan kolaborasi.
F. Menentukan rencana tindakan asuhan kebidanan
GIV PIII AO, Gestasi 34 minggu 4 hari, pu-ka, Presentase kepala, BAP (Convergen), Intra uterine, Tunggal, Hidup, Keadaan ibu dan janin baik, Kurangnya pengetahuan tentang imunisasi, Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya ANC.
1. Imuniusasi
a.Tujuan : Ibu sudah di imunisasi sebelum melahirkan
b.Kriteria : Mendapatkan buku periksa dan tercatat jadwal imunisasinya.
c. Intervensi : -
1. Imunisasi
a. Sapa ibu dengan ramah dan memperkenal
Rasional :Dengan menyapa ibu diharapkan dapat menjalin hubungan yang baik dan mempermudah dalam pelaksanaan pengkajia.
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada ibu
Rasional :Dengan menjelaskan segala prosedur yang akan dilakukan diharapkan ibu dapat mengerti dan mengetahui tentang hal- hal yang menyangkut dengan kehamilan dan imunisasi.
c. Jelaskan tentang pentingnya imunisasi
Rasional : Dengan adanya penjelasan yang diberikan maka ibu mengerti pentingnya imunisasi pada ibu hamil sehingga ibu dapat segera kebidan atau puskesmas untuk mendapatkan imunisasi.
2. Antenatal Care
a. Tujuan : Ibu dapat segera kepuskesmas atau kebidanan untuk memeriksakan kehamilan.
b. Kriteria : Ibu dapat dapat memeriksakan kehamilannya minimal 4 x kunjungan.
c.Intervensi :
a. Jelaskan tujuan dari pada antenatal care
Rasional : Setelah dijelaskan ibu mengerti tujuan dari pada maka ibu dapat segera kepuskesmas atau kebidan untuk memeriksakan kehamilannya.
b. Observasi keadaan umum dan tanda- tanda vital
Rasional : Dengan mengobservasi keadaan umum dan tanda- tanda vital dapat menjadi petunjuk untuk mengambil tindakan
c. Anjurkan ibu untuk makan – makanan yang bergizi dan seimban
Rasional : Dengan mengkonsumsi makanan seimbang , karbohidrat sebagai sumber zat tenaga , lemak dan zat pembangun dan vitamin sebagai sumbeer zat pengatur sesuai dengan angka kecukupan gizi.
d. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
Rasional:Dengan istirahat yang cukup dapat mengembalikan fungsi-fungsi tubuh untuk memberi relaksasi yang cukup pada otot.
e. Diskusikan tentang tanda- tanda bahaya kehamilan
Rasional : Dengan memberitahukan ibu tentang tanda bahaya dalam kehamilan,ibu dapat mengerti dan melaksanakan anjuran bidan dan jika ibu mengalami salah satu tanda bahaya kehamilan ibu terhindar dari 3 T ( terhindar dari terlambat pengambilan keputusan, terlambat perjalanan dan terlambat dalam penanganan).
f. Anjurkan ibu untuk menghitung gerakan janin
Rasional : Dengan mengajarkan ibu cara menghitung gerakan janin, ibu dapat memantau sendiri kondisi janinnya.
g. Anjurkan ibu untuk tidak miring saat berbaring.
Rasional : Agar tidak terjadi penekanan vena cava superior dan agar janin tidak terjadi hipoksia.
G. Menentukan Pelaksanaan Asuhan Kebidanan
IMPLEMENTASI 17/04/2009
1. Imunisasi
a. Menyapa ibu dengan ramah dan memperkenalkan diri bahwa kami adalah Mahasiswi Program D III Kebidanan dalam rangka pelaksanaan PKN dengan tujuan menjadikan keluagra bapak sebagai keluarga binaan kami.
b. Memberikan penjelasan pada ibu tentang pentingnya imunisasi TT yaitu Toksoid Tetanus untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus terhadap ibu dan dapat memberikan kekebalan terhadap janinnya sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi noenatorium.
c.Membawa ibu keposyandu untuk di imunisasi
2. Antenatal care
a. Memberitahu ibu tujuan dari pada ANC
Yaitu menyiapkan hamil sehat, persiapan fisik dan mental saat bersalin, menyiapkan pemberian ASI , memelihara bayi.
b. Mengobservasi keadaan umum dan tanda – tanda vital dan melakukan Pemeriksaan palpasi pada abdomen:
- KU baik
- TTV :
TD : 110/70 mmHg
N : 84 x/ menit
S : 370C
P : 20x/menit
- Pemeriksaan palpasi :
Leopold I : 3Jrbpx, teraba bokong difundus
Leopold II : Pu-ka
Leopold III : Kepala
Leopold IV : BAP / Convergen
Auskultasi DJJ terdengar kuat pada kuadran bawah kanan perut ibu dengan frekuensi 140x / menit.
c. Menganjurkan ibu untuk memakan- makanan yang seimbang
Misalnya : Nasi, sayur- sayuran hijau, kacang-kacangan, lauk pauk, serta buah-buahan dan kalau mampu minum susu.
d. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 6-8
e. Mendiskusikan tentang tanda – tanda bahaya dalam kehamilan
1. Adanya nyeri hebat yang menetap
2. Wajah dan tungkai bengkak
3. Gangguan pengluhatan
4. pendarahan jalan lahir
5. Pendarahan jalan lahir
6. Nyeri perut hebat sebelum waktunya
7. kejang
8. Demam
9. Hiperemesis.
f. Menganjurkan ibu untuk menghitung fgerakan janinnya
g. Menganjurkan ibu untuk tidur miring pada saat berbaring yaitu boleh miring kiri dan kanan.
H. Evaluasi
Tanggal 17/04/ 2009
1. Ibu belum mendapat imunisasi TT
2. Ibu belum keposyandu untuk memeriksakan kehamilannya.
PENDOKUMENTASIAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH
( S O A P )
Tanggal 17/04/2009
- Identitas ibu / Suami
Nama : Ny.H / Tn. M
Umur : 32 thn/ 41 thn
Nikah : 1 kali
Suku : Bugis / Bugis
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMP
Pekerjaan : IRT / Swasta
Alamat : Dusun Pattene Desa Temmapaduae
II. Data Subjektif ( S )
1. Keluarga Tn. M dalam keadaan baik- baik saja
2.Ibu mengatakan ini kehamilannya yang ke-4 dantidak pernah abortus.
3. Ibu belum pernah memeriksakan kehamilannya
4. Ibu belum mendapat imunisasi TT
III. Data Objektif ( O )
1. Keluarga Tn.M dalam keadaan baik- baik saja
2. Keadaan umum ibu baik
3. Kesadaran composmentis
4. TTV :
TD : 110/70 mmHg
N : 84 x/ menit
S : 370C
P : 20x/menit
5. Pemeriksaan palpasi :
Leopold I : 3Jrbpx, teraba bokong difundus
Leopold II : Pu-ka
Leopold III : Kepala
Leopold IV : BAP / Convergen
6. Auskultasi DJJ terdengar kuat pada kuadran bawah kanan perut ibu dengan frekuensi 140x / menit.
Assesment
GIV PIII AO, gestasi 34 minggu 4 hari, Pu-ka, Presentase kepala, BAP, Intra uterine, Tunggal, Hidup, Keadaan ibu dan janin baik, Kurangnya pengetahuan tentang imunisasi, Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya ANC.
Planning ( P )
- Memberi salam dan menyapa dengan ramah pada ibu dan keluarga
- Memberi penjelasan pada ibu tentang pentingnya imunisasi TT yaitu toksoid tetanus adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus terhadap ibu dan dapat memberikan kekebalan terhadap janinnya
Hasil : Ibu belum mendapat imuinisasi TT
- Memberi pengertian pada ibu tentang pentingnya ANC
Hasil : Ibu sudah mengerti tapi belum sempat keposyandu
- Melakukan pemeriksaan fisik dan tanda- tanda Vital :
- Keadaan umum ibu baik
- Kesadaran composmentis
- TTV :
TD : 110/70 mmHg
N : 84 x/ menit
S : 370C
P : 20x/menit
Pemeriksaan palpasi :
Leopold I : 3Jrbpx, teraba bokong difundus
Leopold II : Pu-ka
Leopold III : Kepala
Leopold IV : BAP / Convergen
- Menganjurkan ibu utuk memakan- makanan, makanan yang seimbang, misalnya : nasi, sayur-sayuran hijau dan kacang-kacangan ,lauk-pauk, serta buah-buahan dan kalau mampu minum susu.
- Mengajnurkan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu tidur malam 7-8 jam dan tidur siang 1-2 jam.
- Mendiskusikan tentang tanda- tanda bahaya dalam kehamilan
- Adanya nyeri hebat yang menetap
- Wajah dan tungkai bengkak
- Gangguan pengluhatan
- Pendarahan jalan lahir
- Pendarahan jalan lahir
- Nyeri perut hebat sebelum waktunya
- kejang
- Demam
- Hiperemesis.
8. Menganjurkan ibu untuk menghitung sendiri pergerkan janinnya sendiri berdasarkan waktu, kapan janinya bergerak.
Hasil : ibu mengerti apa yang dianjurkan.
PENDOKUMENTASIAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH
( S O A P )
Tanggal 18/04/2009
A.Identitas ibu / Suami
Nama : Ny.H / Tn. M
Umur : 32 thn/ 41 thn
Nikah : 1 kali
Suku : Bugis / Bugis
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMP
Pekerjaan : IRT / Swasta
Alamat : Dusun pattene desa temmapaduae.
B. Data Subjektif ( S )
1. Ibu mengatakan keadaan keluarga semuanya baik-baik saja
2. Ibu mengatakan sudah memeriksakan kehamilannya diposyandu harapan kita
3. Ibu sudah mendapat Imunisasi TT 1x
C. Data Objektif ( O )
1. Ibu mempunyai kartu periksa
2. Ibu sudah mendapat imunisas TT 1x
3. TTV :
TD TD : 110/70 mmHg
N : 84 x/ menit
S : 370C
P : 20x/menit
Assesment ( A )
GIV PIII AO, gestasi 34 minggu 4 hari, Pu-ka, Presentase kepala, BAP, Intra uterine, Tunggal, Hidup, Keadaan ibu dan janin baik, Kurangnya pengetahuan tentang imunisasi, Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya ANC.
Planning ( P )
- Memberi salam dan menyapa dengan ramah pada ibu dan keluarga
Hasil : Ibu menerima kami dengan ramah tamah dan mengatakan sangat senang denagn kedatangan bayi.
- Berbincang- bincang tentangkeadaan ibu
Hasil : Ibu mengatakan semuanya baik- baik saja dan sudah keposyandu untuk memriksakan kehamilannya dan sudah mendapat imunisasi TT ( Tetanus toksoid )
- Melakukan pemeriksaan fisik dan tanda- tanda Vital :
- TTV :
TD : 110/70 mmHg
N : 84 x/ menit
S : 370C
P : 20x/menit
4. Memberi ibu tablet Fe dan vitamin
Hasil : Ibu dan suami sangat senang atas yang kami berikan dan berterima kasih atas kunjungan kami
5. Rencana melahirkan
Hasil : Ibu dan suami merencanakan melahirkan ditolong oleh bidan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( S A P )
Pokok bahasan : Tetanus toxoid
Sub Pokok bahasan : Manfaat pemberian
1. Tujuan pemberian tetanus toxoid
2. Jadwal pemberian tetanus toxoid
Sasaran : Semua ibu hamil didesa temmapaduae, dusun patte’ne
Hari / tanggal : 23 April 2009
Tempat : Posyandu harapan kita dusun patte’ne desa temmapaduae
Pelaksana : Hahasiswa D III Kebidanan Stikes Mega Rezky Makassar
Waktu : 20 menit
Tujuan Umum : Ibu hamil desa temmapaduae, dusun patte’ne dapat mengerti tentang tujuan pemberian tetanus toxoid dan jadwal pemberian tetanus toxoid
a. Menyebutkan tujuan dari pemberian tetanus toxoid
b. Jadwal pemberian tetanus toxoid
Pokok Materi : a. Tujuan Tetanus toxoid
b. Jadwal pemberian tetanus toxoid
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Media : Lembar balik
Evaluasi : Lisan dan observasi
MATERI PENYULUHAN
A. Tujuan TT ( Tetanus toxoid )
Tetanus toxoid adalh suatu vaksin yang diberikan pada ibu hamil untuk mencegah kematian ibu karena tetanus.
B. Jadwal pemberian
TT 1 : Selama Kunjungan antenatal pertama
TT 2 : 4 Minggu setelah TT 1
Booster : Apaabila ibu hamil mempunyai anak umur 2 tahun pemberian imunisasi TT hanya satu kali selama kehamilan.
Manfaat imunisasi TT ibu hamil
- Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005; Chin, 2000). Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat (Saifuddin dkk, 2001).
- Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes RI, 2000)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan komunitas adalah kemampuan untuk melaksanakan praktek kebidanan komunitas secara konfrehensif den gan memperhatikan budaya setempat yang dikemas dalam tatanan komunitas melalui pendekatan manajemen kebidanan yang didasari oleh konsep pengetahuan, keterampilan dan sikap professional.
Ø Tujuan umum : meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal sehingga dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai kapasitas yang mereka miliki.
Ø Tujuan khusus :
· Mengidentifikasi masalah
· Menetapkan masalah
· Merencanakan pemecahan masalah
· Menanggulangi masalah
· Menilai hasil pemecahan masalah
· Agar masyarakat berpartisipasi dalam pelayanan kesehatan.
B. Saran
Dalam pelayanan kebidanan komunitas bukan hanya tugas dari tenaga kesehatan tetapi masyarakat juga ikut mengambil peran dalam menjalankan asuhan kebidanan komunitas.
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES R.I. 1995. Manajemen Kebidanan. Pusat Pendidikan tenaga Kesehatan Manajemen: Jakarta.
Prawirohardjo, S. 200.1 Ilmu Kebidanan. EGC : Jakarta.
Rustam M. 1976. Sinopsis Obstetri. Yayasan Bina Pustaka : Jakarta.